Sunday, December 27, 2015

Analisa Artikel

Memaknai 11 Tahun Tsunami Aceh

Hari ini genap 11 tahun setelah kejadian bencana yang menelan korban jiwa dengan jumlah terbesar sepanjang sejarah modern bangsa Indonesia, tsunami Aceh pada 26 Desember 2004.

Setiap tahun pula (walaupun tidak diperingati secara nasional) di beberapa daerah, khususnya di provinsi serambi Mekkah, kejadian tersebut diperingati untuk menjadi momentum meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi kejadian serupa di masa depan.

Seyogyanya, peringatan suatu kejadian bencana harus diisi dengan dua hal.

Pertama evaluasi mengenai hal-hal yang telah dilakukan dalam rekonstruksi paska bencana dan (yang terpenting) sejauh mana kondisi paska bencana tersebut lebih baik dalam konteks mitigasi bencana dibandingkan dengan kondisi sebelum bencana.

Yang kedua adalah bagaimana melanjutkan dan menyampaikan pembelajaran dari kejadian bencana tersebut kepada generasi selanjutnya.
Beranjak dari pemahaman yang telah dilaksanakan bertahun-tahun di negeri sendiri, pemerintah Jepang paska tsunami tahun 2011 lalu merasa perlu untuk menyebarluaskan pembelajaran serupa untuk peningkatan kesiapsiagaan terhadap bencana tsunami di tingkat global.

Atas inisiatif Jepang dan didukung oleh lebih dari 140 negara, Sidang Umum Komite Kedua Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tanggal 5 Desember 2015 lalu menetapkan tanggal 5 November sebagai Hari Kesiapsiagaan Tsunami Dunia.

Lalu kenapa tanggap 5 November? Kenapa bukan tanggal 11 Maret yang merupakan tanggal terjadinya tsunami besar Jepang tahun 2011 lalu?

Pada tanggal 5 November 1854, Prefektur Wakayama sekitar 400 km sebelah Barat Tokyo dihantam tsunami yang dibangkitkan oleh gempa dengan kekuatan ~M8.4 berpusat di lepas pantai prefektur tersebut.

Gempa besar itu diikuti oleh tsunami dan kebakaran hebat yang merusak dan menghancurkan paling tidak 65,000 bangunan dan menimbulkan korban jiwa sedikitnya 30,000 orang.

Penulis : Abdul MUHARI
Editor   : Yunanto Wiji Utomo

Hasil analisa artikel tersebut mengenai artikel Memaknai 11 Tahun Tsunami Aceh :
Beberapa kalimat yang saya analisa sudah saya tandai dengan huruf tebal. Disini saya menganalisa artikel dan hanya menambhakan beberapa masukkan pada artikel diatas.

 *Setiap tahun pula, pada artikel diatas setiap tahun pula diartikan dalam artikel diatas itu seperti hampir setiap tahun diperingati, tetapi menurut saya akan lebih baik jika menggunakan setiap tahunnya.

*Seyogyanya, peringatan suatu kejadian bencana harus diisi dengan dua hal.
Seyogyanya itu untuk menghindari pengulangan kata dalam satu kalimat karena seyogyanya memiliki arti semestinya atau seharusnya dan dalam kalimat ini ada kata harus.

*tsunami yang dibangkitkan oleh gempa
Untuk memberikan efek dramatis bagi pembaca, karena lebih baik menggunakan disebabkan daripada dibangkitkan agar terlihat lebih nyata disebabkan oleh bencana alam.

* merusak dan menghancurkan paling tidak 65,000 bangunan dan menimbulkan korban jiwa sedikitnya 30,000 orang.

Paling tidak  dan sedikitnya diatas untuk memberikan ketenagan bagi para korban atau para pembaca bahwa tsunami yg terjadi tidak mengakibatkan terlalu parah pada Negara tersebut.

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright (c) 2010 Belajar itu Indah and Powered by Blogger.